Friday, January 4, 2019

Luqman ( لقمن )

0 Comments

Luqman ( لقمن )

Assalamu alaikum

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, 
yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah".
(Luqman:12)

Ayat diatas adalah merupakan potongan dari Surat Luqman ayat 12. Menurut banyak cerita, Luqman adalah seorang abdi (budak), seseorang yang tidak mempunyai apa-apa, bahkan terhadap dirinyapun sendiri dia tidak mempunyai hak sama sekali. Jika memang seperti demikian. lalu apakah yang disyukurinya? Hikmah apakah yang diberikan Allah kepadanya, sehingga namanya diabadikan didalam al Qur'an, dan sebagai nama surat pula.


Riwayat Luqman*


Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia telah berkata: Rasullullah s.a.w. pernah bersabda:
“Adakah engkau semua tahu siapakah dia Luqman? “Mereka pun menjawab: “Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih tahu.” Baginda bersabda: “Dia adalah seorang Habsyi.” 
Pendapat yang mengatakan dia adalah seorang habsyi, adalah dari lbnu Abbas dan Mujahid

Ibnu Qutaibah berkata: “Luqman adalah seorang hamba Habsyi kepada seorang lelaki dari kalangan bani Israil. Kemudian beliau dibebaskan dan diberikannya harta.” Orang juga berselisih pendapat, adakah beliau seorang yang merdeka atau seorang hamba ? Kebanyakan pihak mengatakan beliau adalah seorang hamba Habsyi” Dipetik dari Ibnu ‘Abbas katanya: “Luqman bukanlah seorang nabi mahu pun raja tetapi beliau hanyalah seorang pengembala ternakan yang berkulit hitam. Lalu Allah telah memerdekakannya dan sesungguhnya Dia redha dengan segala kata-kata dan wasiat Luqman. Maka kerana itu, kisah ini diceritakan di dalam AI-Qur’an agar kita semua dapat mengambil pedoman dan berpegang dengan wasiat-wasiatnya.” Juga diriwayatkan bahawa Luqman itu seorang hamba bangsa Habsyi, kerjanya sebagai tukang kayu, tukang jahit dan seorang penggembala kambing. Ada juga diriwayatkan bahawa Luqman berasal dari Sudan/Mesir, berkulit hitam, bibirnya tebal dan kulit kakinya pula retak-retak. 

*(berbagai sumber dari internet)

Makna 01




Luqman adalah seorang budak, tetapi dia dianugerahi kemampuan berpikir yang baik oleh Allah. Kemampuan berfikir, bahwa sesuatu pasti ada ketentuannya, bahwa sesuatu pasti ada kebaikannya dan bahwa sesuatu pasti ada hikmahnya. 

Luqman ditaqdirkan oleh Allah untuk menjadi seorang budak, Dia berfikir dan merenung, kenapa Allah menjadikannya seorang budak didunia ini? Bagi kebanyakan orang, ditaqdirkan menjadi budak adalah mimpi buruk, Jangankan menjadi budak, dengan sedikit kekurangan harta benda saja, kita sudah merasa terhina, lupa bersyukur terhadap kebaikan lainnya yang telah diberikan Allah kepada kita, menyesali hal tersebut, dan malah menjadi penentang Allah, karena tidak terima dengan kondisi tersebut

Luqman berfikir posistif, apa hikmah dibalik semua ini, kenapa Allah menjadikannya seorang budak. Akhirnya Luqmanpun menyadari, dengan kondisinyanya yang sebagai budak, Allah hendak mengajarinya, bagaimana berlaku dan bersikap sebagai budak yang baik dihadapan tuannya, sehingga dia bisa memahami bagaimana berlaku dan bersikap sebagai budak yang baik dihadapan Allah. Dengan pemahaman tersebut dia merasa bersyukur dan ridha terhadap apa yang berikan Allah kepadanya, Sehingga Allah pun ridha terhadapnya. 

Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha 
dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, 
dan berkata:
 "Cukuplah Allah bagi kami, 
Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya 
dan demikian (pula) Rasul-Nya, 
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," 
(tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)
(At Taubah:59) 


Allah berfirman:
 "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat 
bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. 
Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; 
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; 
Allah ridha terhadapnya
Itulah keberuntungan yang paling besar". 
Al (Maidah:119)


Makna 02



Nama "Luqman" ditujukan kepada siapa saja yang mempunyai pemikiran yang baik. Pemikiran atas siapa dan apa saja dihubungkan terhadap segala sesuatu ketentuaan Allah terhadap sesuatu, dan dia bisa merefleksikan (mengaplikasikan) pemikiran tersebut didalam kehidupannya sehari-hari

Pemikiran sesungguhnya bahwa, menurut ketentuannya segala sesuatu itu adalah milik Allah. Menurut ketentuannya kita semua adalah budak Allah, dan sebagai budak seharusnya kita selalu berpikir, bagaimana semua tindakan kita bisa menyenangkan Allah selaku tuan kita.


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia 
melainkan supaya mereka 
mengabdi kepada-Ku.
(Adz Dzaariyaat:56)


Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), 
maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; 
dan barangsiapa yang tidak bersyukur, 
maka sesungguhnya 
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
(Luqman:12)


billahi taufiq wal hidayah
wassalamu alaikum

No comments:

Post a Comment

 
back to top